KEANEKARAGAMAN HAYATI

PT PLN NUSANTARA POWER

UNIT PEMBANGKITAN CIRATA

Keanekaragaman hayati Indonesia adalah sumber daya yang penting bagi pembangunan nasional. Keanekaragam hayati ini perlu dilakukan untuk melindungi gen, species, habitat dan ekosistem. Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan keseimbangan alam. PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Cirata saat ini sedang menjalankan program pembangunan berkelanjutan mencakup upaya untuk mewujudkan pengamanan terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta pencegahan terjadinya gangguan ekosistem. Salah satu cara untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang berkontribusi pada implementasi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) adalah dengan melakukan monitoring keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna di area yang menjadi area konservasi keanekaragaman hayati, sehingga dapat diketahui tren perubahan keanekaragaman hayati dan perencanaan pengelolaan lingkungan untuk mencapai pembangunan secara berkelanjutan.

 

Kegiatan monitoring keanekaragaman hayati dilakukan di areal Hutan MTR (Main Transformer) terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Citamiang, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kawasan hutan ini merupakan area hutan di atas areal hutan MTR (trafo utama) yang terdiri atas bangunan power house empat lantai di bawah tanah. Luasan area studi di hutan MTR adalah 11,20 ha yang terbagi atas empat area dengan pembagian luasan area yaitu area 1 dengan luas 3,12 ha, area 2 seluas 2,95 ha, area 3 seluas 1,8 ha, dan area 4 dengan luas 3,35 ha.

 

 

Tutupan lahan di areal hutan MTR dapat dibedakan kedalam 6 (enam) macam yakni hutan lahan kering sekunder, belukar, semak belukar, hutan tanaman, kebun campuran dan lahan terbuka. Hasil monitoring flora tahun 2024 didapatkan bahwa keanekaragaman di semua tingkatan regenerasi mulai dari semai, pancang, tiang dan pohon tergolong nilai dari sedang menuju ke tinggi. Hasil survey dan pengambilan data lapangan juga menunjukkan bahwa jumlah jenis dan jumlah individu yang menunjukkan tren meningkat.

 

Sementara untuk Biomassa total (pohon, tumbuhan bawah dan akar) tertinggi ditemukan di tutupan lahan Hutan Tanaman (HT) yakni sebesar 211,44 ton/ha, sedangkan biomassa total terendah ditemukan di tutupan lahan Lahan Terbuka (LT) yakni sebesar 9,21 ton/ha. Untuk estimasi karbon total (pohon, tumbuhan bawah dan akar) tertinggi ditemukan di tutupan lahan Hutan Tanaman (HT) yakni sebesar 97,26 tC/ha, sedangkan estimasi karbon total terendah ditemukan di tutupan lahan Lahan Terbuka (LT) yakni sebesar 4,24 tC/ha.

 

 Jumlah jenis fauna yang dijumpai di areal Hutan MTR pada tahun 2024 terdiri dari 9 jenis Mamalia, 54 jenis Burung, 20 jenis Herpetofauna dan 82 jenis Arthropoda. Berdasarkan akumulasi jumlah jenis dari hasil penelitian yang dilakukan tahun 2023 dan 2024, diperoleh hasil perjumpaan jenis sebanyak 13 jenis Mamalia, 73 jenis Burung, 21 jenis Herpetofauna dan 128 jenis Arthropoda. Berdasarkan data hasil pengamatan fauna yang dilakukan pada tahun 2024, dan jika dilakukan perbandingan dengan data hasil pengamatan pada tahun 2022 dan 2023 menunjukkan indeks keanekaragaman jenis yang diperoleh pada tahun 2024 seluruhnya meningkat. Dari keempat kelas yaitu mamalia, burung, herpetofauna dan serangga seluruhnya mengalami peningkatan nilai indeks keanekaragaman jenis yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil penelitian tahun 2022.

Galeri Kecil